Senin, 08 Februari 2010

Diposting oleh Warna - Warni

Salah satu proses vital dalam manajemen perpustakaan yang ideal adalah pemilahan bahan pustaka (klasifikasi). Proses ini begitu penting dan merupakan kunci mendasar bagi proses-proses lainnya untuk bisa berjalan secara sistematis. Pemilahan bahan pustaka bertujuan untuk membagi bahan-bahan pustaka yang ada menjadi berbagai kelompok sesuai dengan tema, judul, penulis, dan parameter-parameter lainnya yang akan memudahkan penempatan bahan-bahan pustaka tersebut dalam rak-rak buku, serta yang lebih penting lagi adalah untuk memudahkan proses pemanggilan kembali (recalling) ketika buku-buku tersebut dibutuhkan.

Di dunia perpustakaan internasional, dikenal banyak sekali ragam sistem klasifikasi bahan pustaka, dari yang tradisional sampai yang paling modern. Ada Library of Congress Classification, Dewey Decimal Classifivation, Dickinson Classification, Brinkler Classification, Colon Classification, Cutter Expansive Classification, dan lain sebagainya. Tapi secara umum, aneka sistem klasifikasi tersebut bisa digolongkan ke dalam 3 tipe sistem, yaitu (1) enumerative, yaitu yang menyediakan sebuah daftar kode alfabetik yang diasoisiasikan dengan daftar tema, (2) hierarchical, yaitu yang membagi aneka tema secara hirarkis dari yang paling umum ke yang paling spesifik, dan (3) faceted atau analytico-synthetic, yaitu yang membagi aneka tema ke dalam aspek-aspek terpisah yang dipadukan.

Sistem klasifikasi tradisional yang paling populer dipakai adalah sistem klasifikasi bertipe enumerative. Ada tiga jenis pola klasifikasi dalam sistem bertipe ini, yaitu (a) yang menggunakan angka-angka, (b) yang menggunakan huruf-huruf, dan (c) yang memadukan antara huruf dengan angka. Yang pertama dipakai oleh Dewey Decimal Classification (DDC) serta beberapa sistem turunannya semisal Nippon Decimal Classification (NDC) dan Universal Decimal Classification (UDC). Yang kedua dipakai antara lain oleh Bliss Bibliographic Classification (BC). Sedangkan yang ketiga dipakai antara lain oleh Library of Congress Classification (LC) dan Chinese Library Classification (CLC).

Yang saat ini dipakai oleh PMIK adalah Dewey Decimal Classification (DDC) dengan beberapa modifikasi dan tambahan (terutama untuk teme-tema keislaman). DDC membagi bahan pustaka ke dalam sepuluh kelompok besar yang masing-masing diberi kode nomor tersendiri dari angka 0 sampai 9. Kesepuluh kelompok terebut adalah 0-Karya Umum dan Komputer, 1-Filsafat, 2-Agama, 3-Sosial, 4-bahasa, 5-Sains dan Matematika, 6-Teknologi, 7-Kesenian, 8-Sastra, serta 9-Sejarah dan Geografi. Kemudian masing-masing kelompok ini dibagi lagi dalam sepuluh bagian tersendiri, dan tiap bagian dibagi lagi dalam sepuluh cabang tersendiri. Demikian seterusnya sampai pada tema yang spesifik.namun secara umum, pembagian tersebut berhenti pada digit ketiga, dan apabila terdapat pembagian lanjutan, pemberian digitnya ditempatkan setelah tanda pisah (koma/titik).

Akan tetapi, tentu saja mata-mata tema dari klasifikasi model DDC yang diciptakan oleh Melvil Dewey semenjak 1876 ini hanya sesuai untuk perpustakaan-perpustakaan yang lebih banyak memuat literatur-literatur dengan alam Barat dan Amerika. Untuk perpustakaan dengan dominasi literatur-literatur keislaman dan keindonesiaan semacam PMIK, tentu saja sistem seperti ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu, perlu dibuat sebuah modifikasi baru yang lebih terarah agar mampu mewadahi aneka kelas tema-tema keislaman dan keindonesiaan tersebut secara memadai, dan disusun secara terpadu sehingga menjadi lebih sistematis, sederhana, efisien, dan efektif. Apalagi, dari sejarah keilmuan Islam kita juga telah lama mengenal model-model klasifikasi ilmu tersendiri yang sudah banyak dipakai oleh perpustakaan-perpustakaan di seantero belahan Dunia Islam dari Khurasan sampai Andalusia, serta yang nampak jelas dalam karya-karya bibliografika ulama muslim semisal Al-Fihrist-nya Ibnun Nadim dan Kasyfudh-Dhunun-nya Haji Khalifah.

Efektivitas dan efisiensi tersebut bisa diwujudkan dengan cara pengembangan dan penyempitan untuk menyesuaikan daftar kode tema yang disediakan dengan komposisi nyata dari koleksi bahan pustaka yang ada, serta dengan membatasi pemerian digit kode hanya sampai pada tiga digit dan tidak lebih. Sebagai ide riil, untuk langkah awalnya bahan-bahan pustaka yang ada bisa dibagi dalam 10 kelompok besar yang lebih sesuai dengan Alam Keislaman sebagai berikut ini: 0-Karya Umum, 1-Aqidah dan Filsafat, 2-Fiqh dan Ushul Fiqh, 3-tarbiyah dan Dakwah, 4-Al-Quran dan Tafsir, 5-Hadits dan Musthalah, 6-Sejarah dan Biografi, 7-Lughah dan Sastra, 8-Sains dan Sosial, 9- Kesenian dan Keterampilan. Kemudian kesepuluh kelas itu dikelompokkan dalam bagian-bagian yang lebih rinci sampai dua derajat berikutnya (sehingga genap tiga digit). Sedangkan digit lanjutannya (di belakang koma) bisa dimanfaatkan untuk penjelasan tambahan semisal jenis bahan pustaka, bahasa dan lokal bahan pustaka, serta keterangan keterkaitan dengan tema-tema yang lain.

Dengan penyesuaian semacam ini, diharapkan klasifikasi bahan pustaka yang ada akan lebih sesuai dan sekaligus berpotensi untuk menjadi pembantu para pembaca dalam memetakan aneka disiplin keilmuan yang tengah dihadapinya. Wallahul musta’an!

0 komentar:

Posting Komentar


Masukkan Code ini K1-4CD3E3-3
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com