Senin, 08 Februari 2010

Diposting oleh Warna - Warni

1.

Kebijakan pengembangan Koleksi

Kebijakan pengembangan koleksi yaitu proses memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pengguna jasa perpustakaan akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan.

2.

Seleksi Bahan Pustaka

Seleksi dapat diartikan secara umum sebagai tindakan, cara atau proses memilik. Dalam hubungannya dengan pengembangan koleksi bahan pustaka dimaksudkan bahwa kegiatan mengidentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada diperpustakaan.Dalam seleksi bahan pustaka yang perlu diperhatikan seperti; 1) tujuan, cakupan dan kelempok pembaca; 2) Tingkat koleksi; 3) otoritas dan kredibilitas pengarang; 4) harga; 5) Kemutahiran; 6) penyajian fisik buku; 7) Struktur dan metode penyajian; 8) indek dan abstrak.

3.

Sumber-sumber seleksi (alat bantu seleksi)

Sumber-sumber seleksi bahan pustaka atau alat bantu dalam menyelsi bahan pustaka yang akan diadakan oleh perpustakaan antara lain : Katalog penerbit, bibliografi, tokoh buku serta judul-judul buku yang diambil di internet dan sebagainya.





4.

Pengadaan bahan pustaka

Pengadaan bahan pustaka adalah merupakan proses pembelian bahan pustaka yang dibutuhkan oleh perpustakaan yang biasanya berdasarkan kebutuhan para pengguna jasa perpustakaan.

5.

Invetarisasi

Inventarisasi adalah merupakan pencatatan bahan pustaka baik yang didapat dari pembelian, hadiah, wakaf, tukar menukar kedalam buku induk.

Tujuan infentarisasi adalah : 1) mempermudah pustakawan dalam pengadaan bahan pustaka berikutnya, 2) memudahkan pustakawan untuk mengawasi terhadap koleksi yang dimiliki, 3) memudahkan pustakawan dalam pelaporan tahunan tentang jumlah koleksi yang dimiliki.

6.

Pemberian Stempel perpustakaan.

Pemberian stempel perpustakaan bertujuan untuk memberikan identitas tentang koleksi bahan pustaka yang dimilki oleh perpustakaan. Dalam pemberian stempel ini terdiri dari stempel hak milik dan stempel inventarisasi yang letaknya sesuai dengan standar perpustakaan.

7.

Katalogisasi

Proses katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau data bibliografi bahan pustaka dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan untuk temu kembali informasi bahan pustaka. Data bibliografi tersebut biasanya terdiri dari, pengarang, pengarang tambahan, judul, anak judul, judul seragam, penerbit, tempat terbit, edisi, tahun terbit,bibliografi, jumlah halam dll. Catalog ini pada umumnya terbagi atas catalog judul, pengarang dan subyek.

Tujuan katalogisasi menurut Carles Ammi Cutter (dalam Qalyubi, 2007) bahwa tujuan catalog perpustakaan adalah :

1.

Memberikan kemungkinan seseorang menemukan sebuah buku yanh diketahui berdasarkan pengarang, judul buku dan subyeknya.
2.

Menunjukan buku yang dimilki perpustakaan dari pegarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, dan dalam literatur tertentu.
3.

Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.





8.

Pemasangan kelengkapan bahan pustaka

Pemasangan kelengkapan , bahan pustaka adalah pekerjaan pemasangan beberapa identitas buku seperti : label buku, lembaran tanggal kembali, kartu buku, kantong buku,

9.

Klasifikasi

Kalsifikasi merupakan pengelompokan disiplin ilmu berdasarkan sistim tertentu. Dalam mengelompokkan ilmu pengetahuan menurut Qalyuby, 2007, h.165 bahwa pengelompokan koleksi perpustakaan terdiri dari:

1.

Pengelompokan /klasifikasi artificial yang artinya sistim pengelompokan koleksi berdasarkan ukuran, warna, ataupun data fisik lainnya.
2.

Pengelompokan/kalsifikasi fundamental artinya pengelompokan berdasarkan subyek tertentu.

Dengan adanya perkembangan klasifikasi pada dasarnya yang paling banyak digunakan diperpustakaan-perpustakaan di Indonesia sekarang ini adalah adanya pembagian disiplin ilmu berdasarkan subyek tertentu, didukung dengan adanya petunjuk klasifikasi yang dibuat oleh Deway yaitu Deway Desimal Classifikation (DDC) dimana Deway membagi disiplin ilmu pengetahuan menjadi 10 disimpil ilmu antara lain :

000 Karya Umum

100 Filsafat

200 Agama

300 Ilmu Sosial

400 Bahasa

500 Ilmu Murni

600 Ilmu Tarapan

700 Seni, olahraga

800 Kesusastraan

900 Sejarah dan geografi.

10.

Penginputan kedalam Data Base

Penginputan adalah salah satu proses pemasukan data bibliografi bahan pustaka kedalam computer. Tujuannya adalah untuk membuat suatu pangkalan data bahan pustaka di perpustakaan dalam suatu server sehingga lebih mudah untuk dikoneksikan terhadap suatu jaringan apakah dalam bentuk LAN, WAN, atau ke Internet.

11.

Scenning

Scenning dilakukan dalam rangka mengalihmediakan bahan pustaka kedalam bentuk elektronik baik ke dalam data base maupun kedalam bentuk CD atau bentuk elektronik yang lainnya. Tujuan pengalihan adalah untuk memudahkan pengguna jasa perpustakaan dalam menelusuri bahan pustaka, termasuk untuk mengawetkan bahan pustaka.



2.

Layanan Perpustakaan

Layanan pada dasarnya adalah orang yang memberikan atau mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain baik berupa barang atau jasa kepada pengguna jasa perpustakaan yang membutuhkan suatu informasi. Layanan perpustakaan digital adalah pelayanan yang berorientasi pada pelayanan yang menggunakan computer, sehingga semua aktivitas yang berada didalam instansi atau organisasi tersebut diarahkan dengan menggunakan teknologi computer. Seperti yang dikemukakan oleh Gronroos (dalam Ratminto dan Winarsih, 2006:2) mendefenisikan pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata(tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.

Dalam menyelenggarakan manajemen pelayanan dengan baik harus kita memperhatikan prinsip-prinsip manajemen pelayanan seperti :

1.

Identifikasi kebutuhan konsumen yang sesungguhnya.
2.

Sediakan pelayanan terpada (one stop shop)
3.

Membuat system yang mendukung konsumen
4.

Mengusahakan agar semua staf atau karyawan bertanggung jawab atas kualitas pelayanan
5.

Melayani keluhan konsumen dengan baik
6.

Terus berinovasi
7.

Karyawan sama pentingnya dengan konsumen
8.

Bersikap tegas tapir amah terhadap konsumen
9.

Jalin komunikasi dan interaktif khusu kepada pelanggan
10.

Selalu mengontrol kualitas.

Pelayanan diperpustakaan yang sudah mulai berorientasi pada komputerisasi walaupun masih memilki kendalah dan hambatan-hambatan tetapi itulah yang menjadi tantangan bagi pengelolah perpustakaan. Untuk itu diharapakan layanan perpustakaan harus memberikan pelayanan prima, yaitu suatu sikap atau cara pustakawan dalam melayani pengguna jasa perpustakaan dengan prinsip people based service ( layanan yang berbasis pengguna ) dan Service excellence (Layanan unggulan). Antara kedua prinsip tersebut diatas pada dasarnya mengandung lima unsur pokok antara lain : 1) kecepatan; 2) ketepatan; 3)kebenaran; 4)keramahan; dan 5) kenyamanan/keamanan. Namun demikian terlaksananya layanan seperti yang diaharapkan diatas tercapai apabila semua unsur mendukungnya mulai dari puncak pimpinan sampai pada staf perpustakaan serta didukung dengan manajemen yang mantap. Selain hal tersebut diatas perlu juga melihat kualitas jasa layanan seperti :reliabilytas, responsiveness, assurance, empaty dan tangibles.

Pelayanan yang dilakukan terdiri dari, pelayanan sirkulsi, referensi, koleksi langkah, layanan koleksi deposit, layanan pemeliharan bahan pustaka dan layanan otomasi perpustakaan. Dari masing-masing layanan tersebut dapat kita uraikan sebagai berikut :



1.

Layanan sirkulasi

Layanan sirkulasi adalah layanan dimana pengguna jasa perpustakaan akan menerima pelayanan dari pengelolah perpustakaan. Pelayanan sirkulasi memiliki kegiatan-kegiatan antara lai : Mengadakan pendaftaran anggota baru, Peminjaman,Pengembalian, Pemugutan denda,penaglian, Pemugutan denda,penagihan, pembuatan statistic serta hubungan dengan masyarakat.

2.

Layanan referensi

Layanan referensi adalah merupakan salah satu layanan perpustakaan dimana berhubungan langsung dengan pengguna jasa perpustakaan. Dalam layanan referensi ini kebanyakan petugas menerima pertanyaan-pertanyaan dari pengguna jasa perpustakaan. Koleksi-koleksi referensi seperti : Ensiklopedia,Kamus,Buku Tahunan/almanak, Bukua petunjuk, buku pegangan/buku pedoman, bibliografi, indeks, abstarak, peta, penerbitan pemerintah, sumber biografi dan sumber-sumber ilmu buni lainnya.



3.

Layanan Koleksi Langkah

Layanan koleksi langka adalah layanan terhadap pengguna jasa perpustakaan terhadap koleksi-koleksi yang ada diperpustakaan termasuk buku-buku tua, yang kadang berbahasa asing.

4.

Layanan Koleksi Deposit

Layanan Koleksi deposit adalah layanan terhadap pengguna jasa perpustakaan terhadap koleksi-koleksi khusus terbitan daerah Sulawesi selatan.

5.

Layanan Pelsetarian Bahan Pustaka

Layanan pelestaraian bahan pustaka diperuntukan bagi pengguan jasa perpustakaan yang membutuhkan informasi mengenai bagaimana cara merawat dan memperbaiki bahan pustaka yang rusak termasuk didalamnya bagaimana menjilid surat kabar dan majalah.



6.

Layanan Otomasi perpustakaan

Layanan otomasi perpustakaan dimana layanan ini memberikan pelayanan kepada pengguna jasa perpustakaan bagaimana menggunakan computer dalam menelusuri koleksi bahan pustaka, pengalih median bahan pustaka serta pelayanan internet.



3.

Hambatan

Dalam pengelolaan perpustakaan sampai kepada pelayanan terhadap pengguna jasa perpustakaan masih mengalami hambatan-hambatan yang perlu penyelesaian seperti :

1.

Dana

Dana sampai sekarang dana untuk pengembangan perpustakaan masih sangat minim sehingga kebutuhan untuk meningkatkan layanan kepada pengguna jasa perpustakaan masih tidak seimbang.

2.

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di lingkungan perpustakaan masih kurang hususnya mengenai teknilogi informasi sehingga dengan mengikuti perkembangan selalu ketinggalan selain itu sumber daya manusia diperpustakaan belum berorientasi pada pelayanan public masih bersifat structural.



3.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana untuk mendukung teknologi informasi masih minim sehingga pelaksanaan tugas kadang tidak optimal karena sarananya minim.

4.

Pejabat atau Pimpinan Perpustakaan

Pejabat atau pimpinan perpustakaan kadang juga jadi kendala karena yang diangkat menjadi pimpinan di perpustakaan tidak mengerti perpustakaan.

5.

Pengguna Perpustakaan

Pengguna perpustakaan masih belum memiliki rasa memiliki sehingga di perpustakaan kadang terjadi pengrusakan koleksi bahan pustaka atau sarana informasi yang lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar


Masukkan Code ini K1-4CD3E3-3
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com